Mengenal lebih dekat CEO Google, Sundar Pichai

Sundar Pichai menjadi  CEO Google ditunjuk oleh Larry Page sebagai penggantinya, Pichai dianggap orang yang tepat untuk memimpin perusahaan yang berbasis di California tersebut.

Jokowi & Sundar Pichai (CEO Google) 
Pasalnya, pebisnis asal India ini tahu banyak soal proyek inti dan produk Google. Pichai terlibat dalam Chrome, Android, Search, Maps, Google+ dan tentu masih banyak lagi.

Meski berita mengenai restrukturisasi Google banyak mengejutkan orang, tetapi kabar mengenai pengangkatan Sundar Pichai sebagai CEO Google bukanlah sesuatu yang mengejutkan, terutama bagi karyawan Google. Mereka mengatakan bahwa Pichai dapat merealisasikan rencana yang ada.

Ayahnya adalah seorang teknisi listrik. Sejak kecil, dia sudah menunjukkan ketertarikan pada pekerjaan ayahnya dan barang elekronik yang ada di rumahnya, meski barang elektronik yang ada tidak banyak.



Pada usia 12 tahun, keluarga Pichai baru memiliki telepon rumah. Saat itulah, dia mengenali salah satu bakatnya, mengingat angka dengan mudah. Pichai cukup memencet nomor telepon satu kali dan angka itu akan menempel di otaknya, dan bakat ini sangat berguna ketika dia bekerja di Google, manakala harus menyampaikan statistik suatu produk.

Nilai sekolahnya membuatnya dapat masuk ke Indian Institute of Technology, di mana dia meraih gelar di jurusan teknik. Guru-gurunya menyebutkan bahwa Pichai adalah orang yang sopan dan patuh pada aturan. Setelah itu, Pichai lalu mendapat beasiswa ke Stanford. Dia pun berangkat ke Amerika Serikat, walau tiket pesawat ke San Fransisco lebih mahal dari total gaji sang ayah selama satu tahun.

Karirnya di Google bermula pada 2004. Saat itu, posisi pertama yang ia pegang adalah Product and Innovation Officer. Pria kelahiran Chennai, India, 12 Juli 1972 ini meraih gelar Master dari Stanford University dan University of Pennsylvania - The Wharton School, yang merupakan salah satu universitas bergengsi anggota Ivy League.

Dari University of Pennsylvania, pria pemilik nama asli Pichai Sundarajan ini mendapat gelar `Siebel Scholar` pada 2002. Gelar itu merupakan program yang didirikan oleh Thomas and Stacey Siebel Foundation pada 2000.

Program ini memberikan penghargaan bagi mahasiswa paling berbakat di 27 sekolah pascasarjana di bidang bisnis, ilmu komputer, bioteknologi, dan ilmu energi di Amerika Serikat, Cina, Perancis, Italia, dan Jepang.

Sebelumnya, ia meraih gelar Bachelor of Engineering dari Indian Institute of Technology, Kharagpur (IIT Kharagpur) di bidang teknik metalurgi.

Pichai diterima di Google sebagai Product Manager. Ketika itu, Pichai harus puas hanya mengurusi tim kecil di balik search bar mungil yang ada pada Firefox dan Internet Explorer. Hal ini membuat dia berpikir: bagaimana jika Google membuat browser sendiri?

Ketika itu, Google adalah perusahaan yang membiarkan para pekerjanya untuk menghabiskan 20 persen waktu mereka untuk mengerjakan proyek pribadi. Dan ketika itu, terdapat sangat banyak proyek pribadi dari para pekerja Google. Eric Schmidt, CEO Google ketika itu, merasa Chrome adalah proyek yang hanya akan membuang waktu.

Meskipun begitu, Chrome terbukti menjadi proyek yang sangat sukses. Sekarang, 1 dari 3 komputer di dunia menggunakan Chrome sebagai browser mereka. Chrome juga merupakan browser yang paling sering digunakan di banyak negara kecuali Jerman, Jepang, sebagian besar negara di Afrika, dan, lucunya, India.

Pichai dengan cepat menjadi seorang bintang. Setelah sukses dengan Chrome, dia kembali menuai sukses dengan proyek Chrome OS dan Chromebook. Perusahaan di Silicon Valley telah lama berpikir untuk membuat netbook – laptop yang menyimpan segala data di cloud – selama bertahun-tahun. Tetapi Pichai adalah orang yang berhasil menjadikan rencana ini menjadi nyata. Sekarang ini, hampir seperempat total penjualan PC di Amerika Serikat merupakan Chromebook.

Saat Pichai sedang mempersiapkan peluncuran Chrome OS, dia diberikan tanggung jawab yang lebih banyak, termasuk Google Drive, Google Maps dan juga Gmail. Di sela-sela kesibukannya, Pichai berhasil menjadi Director dari Jive Software, sebuah perusahaan komunikasi dan menjalankan perannya sebagai ayah dari 2 anak yang dia dapat dari Anjali, istrinya yang merupakan wanita idamannya sejak tinggal di India.

Di tahun 2010, banyak kabar yang menyebutkan bahwa Twitter tertarik untuk membajak Pichai dan menjadikannya sebagai Vice President of Product mereka. Diduga, untuk memastikan Pichai menolak tawaran ini, Google memberikan bonus sebesar USD10 – 50 juta.

Tiga tahun kemudian, Andy Rubin, Kepala Divisi Android, bertengkar dengan Larry Page dan mengundurkan diri. Pichai dipilih untuk menggantikan posisi Rubin. Bekerja sama dengan Rubin bukanlah hal yang mudah bagi seluruh karyawan Google.

Rubin berencana untuk membuat browser khusus untuk Android. Sementara Pichai ingin Chrome dijadikan browser untuk Android. Agar Rubin setuju untuk menjadikan Chrome sebagai browser untuk Android, Pichai harus menandatangani sebuah surat perjanjian dengan Rubin. Hal ini menunjukkan keahlian Pichai dalam berdiplomasi.

Mengurus divisi Android berarti Pichai juga harus berurusan dengan perusahaan pihak ketiga yang ingin menggunakan Android sebagai OS untuk smartphone mereka. Saat Samsung berencana untuk menggunakan Magazine UX pada gadget mereka, Pichai menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk meyakinkan Samsung bahwa sebaiknya mereka tak melakukan hal tersebut. Pichai mengakui bahwa pekerjaanya bukanlah pekerjaan yang mudah.

Fakta menarik tentang Pichai

Karir di Google
Vice President of Product Management
Senior Vice President of Chrome of Google
Head of the Chrome Browser and Computer Operating System
Head of Android Mobile Software Division
SVP Android, Chrome & Apps
SVP Products
CEO

Pernah Didekati Twitter

Karir Sundar Pichai yang cemerlang dan melesat juga menarik perhatian orang-orang di luar Google. Twitter, misalnya, pernah melakukan pendekatan terhadap dirinya. Namun, loyalitas Sundar Pichai memang hanya untuk Google. Dengan mantap ia menolak tawaran dari Twitter.

Di samping itu, Microsoft pun pernah menunjukkan perhatiannya pada Pichai. Ia pernah disebut-sebut sebagai orang yang potensial menggantikan CEO Microsoft, setelah Steve Ballmer mengumumkan pengunduran dirinya.

(Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:
Tulis komentar