OTOProid - Sedikit penjelasan tentang RON, Research Octane Number (RON) merupakan angka yang menunjukkan kekuatan tekanan atau kompresi BBM terhadap mesin. Semakin tinggi kadar oktan akan berdampak baik terhadap kinerja mesin. Dengan BBM beroktan tinggi, residu atau kotoran sisa pembakaran pada mesin bisa diminimalisir.
Kemunculan Pertalite membuat BBM yang ada di SPBU semakin beragam, Pengendara dapat memilih apakah akan menggunakan BBM jenis Premium, Pertamax atau si pendatang baru Pertalite.
Ya...saat ini pertalite telah resmi dijual di SPBU, harga pertalite berada diantara harga Premium dan Pertamax yaitu Pertalite dijual dengan harga Rp.8.400/Liter.
Selain perbedaan harga ada perbedaan karakteristik yang terdapat pada bahan bakar tersebut baik perbedaan dari segi Teknologi, segi ekonomi, segi polusi yang dihasilkan, segi pembuatan dan dari segi wujud.
Berikut ini beberapa pebedaan karakteristik yang terdapat pada Premium, Pertamax dan Pertalite
PREMIUM
Premium mengandung RON 88, yang merupakan kadar paling rendah di antara BBM kendaraan bermotor yang dipasarkan SPBU Pertamina di Indonesia.
Dari Segi teknologi
Penggunaan premium dalam mesin berkompresi tinggi akan menyebabkan knocking. Premium di dalam mesin kendaraan akan terbakar dan meledak tidak sesuai gerakan piston. Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang sehingga terjadi pemborosan atau inefisiensi. Kandungan RON dalam premium adalah RON 88.
Dari Segi Ekonomi
knocking berkepanjangan mengakibatkan kerusakan pada piston sehingga komponen tersebut lebih cepat diganti, Dibanderol dengan harga paling murah (di Subsidi oleh Pemerrintah)
Dari Segi Polusi yang dihasilkan
Dari Segi Pembuatan
Produksi premium lebih banyak komponen lokal, dalam pembuatannya menggunakan tambahan pewarna (dye). Memiliki kandungan sulfur maksimal 0,15 persen m/m atau setara dengan 1500 ppm.
Dari Segi Wujud
Berwarna Kuning Bening.
PERTAMAX
Pertamax merupakan BBM yang dibuat menggunakan tambahan zat aditif. Sekadar diketahui, pertamax pertama kali diluncurkan tahun 1999 sebagai pengganti premix 98 karena unsurnya MTBE yang berbahaya bagi lingkungan.
Pertamax sangat disarankan pada kendaraan bermotor yang diproduksi setelah 1990, terutama kendaraan yang menggunakan teknologi catalytic converters (pengubah katalitik) dan electronic fuel injection (EFI).
Dari Segi teknologi
Pertamax dapat menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan pertamax lebih maksimal. Pembakaran pada Pertamax Lebih sempurna ketimbang Premium dan Pertalite karena memiliki kadar RON 92.
Dari Segi Ekonomi
BBM jenis Pertamax tidak disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya mengikuti harga internasional
Dari Segi Polusi yang dihasilkan
Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit.
Dari Segi Pembuatan
Mengandung Ethanol sebagai peningkat bilangan oktannya
Dari Segi Wujud
Berwarna Biru kehijauan
PERTALITE
Pertalite merupakan BBM baru yang diluncurkan Pertamina di akhir Juli 2015 untuk memenuhi Surat Keputusan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 313 Tahun 2013 tentang Spesifikasi BBM RON 90. Dari sisi teknologi, sebenarnya kendaraan roda empat di Indonesia rata-rata bisa mengonsumsi BBM RON 90-92.
Dari Segi teknologi
Pembakaran Lebih sempurna ketimbang premium karena memiliki RON 90.
Dari Segi Ekonomi
Dibanderol dengan harga lebih murah dari pertamax dan Lebih mahal dari Premium namum Lebih bagus pada mesin (dibanding Premium), BBM jenis Pertalite tidak disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya mengikuti harga internasional.
Dari Segi Polusi yang dihasilkan
Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah sedikit. (Gas ini dihasilkan dari reaksi pembakaran dalam mesin yang nantinya dilepaskan ke udara sebagai polusi udara)
Dari Segi Pembuatan
Memiliki kandungan sulfur maksimal 0,05 persen m/m atau setara dengan 500 ppm.
Dari Segi Wujud
Berwarna Hijau Terang
Tidak ada komentar:
Tulis komentar